Posts

Showing posts from August, 2010

Beasiswa Australia: Mencoba atau tidak?

Image
Aku berhenti menulis aplikasi pendaftaran beasiswa ADS (Australian Development Scholarship). Aku seperti kehilangan nyawa untuk menulis isian-isian panjang dalam lembar formulir pendaftaran itu. Hal ini mungkin disebabkan karena waktu pendaftaran yang berakhir hari ini sehingga aku tidak punya cukup waktu untuk mengerjakannya dengan tenang. Bukannya tidak merencakan, akan tetapi perencanaanku meleset kali ini. Tanggal 27 Agustus yang saya kira merupakan terakhir cap pos, ternyata merupakan hari terakhir diterimanya semua berkas lamaran. Mau tidak mau, aku harus menyelesaikannya di hari Kamis, 26 Agustus 2010. Dalam perencanaanku, Rabu akan menjadi hari pengerjaan aplikasi tersebut dengan serius, kemudian hari berikutnya merupakan finishing dari proses pengerjaan tersebut; sehingga kesalahan atau kekurangan bisa diidentifikasi dengan adanya proses finishing yang mencakup proses proof reading. Akan tetapi semuanya tidak berjalan sesuai rencana, aku harus mengerjakan sekaligus melakukan p

Tangis Ani

Image
Ani menangis sesenggukan di balik bantal merah di kamarnya. Ia begitu terpukul ketika ayah dan ibunya baru saja memarahinya. Pasalnya, Ani baru saja menghilangkan HP baru yang dibelikan ayahnya dua bulan yang lalu. Ia merasa sangat benci kepada kedua orang tuanya pada saat itu, lebih benci melebihi bencinya kepada teman satu kelompoknya yang dulu sempat mempermainkannya dengan memberinya banyak kerjaan. Saat itupun Ani merasa benci pada Rina, yang menurutnya tidak adil dalam membagi tugas kelompok dengannya. “Bayangkan saja, masa aku disuruh mencari buku-buku referensi di perpustakaan umum daerah, disuruh membacanya, sekaligus merangkum buku-buku tersebut; sementara Rina hanya kebagian mencari artikel di harian kompas, dan merangkum bacaan tersebut. Ini jelas gak adil!”   Itulah ungkapan sebagai wujud ekspresi kekesalan Ani terhadap Rina. Rina saat itu menjengkelkan, tapi tidak lebih menjengkelkan dari ayah ibunya saat ini. Sikap arogan Rina mungki

Melamar Deplu dengan hati

Image
Sebagian temanku bilang "ngapain jadi deplu? orang statusnya sama kayak PNS; n loe tau sendiri gmn gajihnya PNS" Biasanya kemudian temanku menyambungnya dengan "mending sektor swasta bro! lebih dapat tantangan, juga dapat lebih bayaran!" Itulah komentar sebagian temanku ketika tahu aku bermaksud melamar Deplu. Memang benar apa yang disampaikan teman-temanku itu, tetapi jelas hanya dari satu sudut pandang saja: materi; meskipun semuanya tidak ada yang pasti. Bekerja pada sektor swasta, tidak menjamin keberhasilan materi. Begitupun juga ketika bekerja sebagai pegawai diplomat, tidak pula menjamin keterbatasan materi. Saya termasuk orang yang percaya bahwa keluasan materi tidak menjadi jaminan kebahagiaan di dunia; akan tetapi keluasan hati sudah pasti menjadi syurga bagi pemiliknya dan orang-orang disekitarnya. Melamar Deplu dengan hati. Deplu menjadi tujuan kebanyakan mahasiswa HI. Menjadi satu kebahagiaan tersendiri bagi mahasiswa HI jika kemudian akhirnya diterima

Seeking life after graduation

Image
For some people may be confused thinking of life after graduation; whether it's from high school or university. Because when you're done something, you will actually start something. Now you would be confused in what things you would start again. This confusion is actually happening on me right now. I'm about finishing my undergraduate degree, and I'm confused what kind of world that I would be in. To be exact, the confusion would be focused on two choices: Next level of study or job.  If there's a question toward me: which one do you like better? I would say confidently: Education! Yeah I think education is more important to me. Because education life is a life where can make you stay in dynamic, while job world tends to change your mind set to do routine program on your daily life. However, scholarship would be the answer of my desire to continue study. I'll work hard to try again and again to get the scholarship. I'll try from one scholarship to another

Persetujuan tanpa sadar

Image
"Mas, bsk mnggu bisa ngisi kultum di tempatku KKN?" begitu bunyi sms yang kudapat malam itu. Aku dalam keadaan ngantuk, sehingga kontan aku bilang aja "Iya deh, Insya Allah" balasku singkat. Keesokan harinya aku dikagetkan dengan sms yang kukirim sendiri semalam. Aku baru sadar kalau aku menyetujuinya untuk mengisi kuliah tujuh menit di tempat temanku KKN. Jadilah kemudian aku mempersiapkannya dengan membuka-buka buku dan internet.  Berikut bahan materi yang berhasil kurangkum dalam beberapa jam terakhir: “Hai orang-orang yg beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (al-Baqoroh: 183-185) Mari kita fahami bersama tentang isi dari ayat tersebut diatas. Kata  panggil yang digunakan dalam ayat diatas ditujukan kepada orang-orang yang beriman, tidak hanya sekedar muslim akan tetapi beriman. Maknanya bahwa berpuasa membutuhkan satu keimanan tersendiri untuk dapat menjalankannya dengan baik; perlu