Melamar Deplu dengan hati

Sebagian temanku bilang "ngapain jadi deplu? orang statusnya sama kayak PNS; n loe tau sendiri gmn gajihnya PNS" Biasanya kemudian temanku menyambungnya dengan "mending sektor swasta bro! lebih dapat tantangan, juga dapat lebih bayaran!"

Itulah komentar sebagian temanku ketika tahu aku bermaksud melamar Deplu. Memang benar apa yang disampaikan teman-temanku itu, tetapi jelas hanya dari satu sudut pandang saja: materi; meskipun semuanya tidak ada yang pasti. Bekerja pada sektor swasta, tidak menjamin keberhasilan materi. Begitupun juga ketika bekerja sebagai pegawai diplomat, tidak pula menjamin keterbatasan materi. Saya termasuk orang yang percaya bahwa keluasan materi tidak menjadi jaminan kebahagiaan di dunia; akan tetapi keluasan hati sudah pasti menjadi syurga bagi pemiliknya dan orang-orang disekitarnya.
Melamar Deplu dengan hati. Deplu menjadi tujuan kebanyakan mahasiswa HI. Menjadi satu kebahagiaan tersendiri bagi mahasiswa HI jika kemudian akhirnya diterima Deplu, setidaknya menurutku. Aku merasa bahwa Deplu akan menjadi tempat yang sangat menyenangkan untuk ku menjalani hari-hari kedepan. Bekerja adalah ibadah, bekerja haruslah sesuai dengan hati dan minat; agar kemudian kita dapat bekerja dengan hati.

Sebelum jauh kita ingin bekerja dengan hati, maka melamar pun juga harus dengan hati. Artinya niat kita memang perlu segera diluruskan sebaik-baiknya. Diawali dengan niat yang baik, yaitu niat berikhtiar mendapatkan pekerjaan yang kita sukai. Dapat pula diniatkan untuk beribadah menafkahi diri sendiri serta anak dan istri (kalau sudah menikah). Kemudian setelah itu diikuti dengan melakukan persiapan-persiapan yang dibutuhkan terkait dengan dokumen yang harus dilengkapi dan juga persiapan materi ujian. 

Pada proses ini, kita sudah pasti akan mendapati tantangan. Namun satu hal yang harus kita sadari bahwa tantangan itu ada untuk menguji kita agar dapat meningkat pada posisi yang lebih tinggi. Ingatkah kita bagaimana kita harus menempuh ujian sekolah untuk naik kelas. inipun juga demikian, kesulitan itu ada bak sebuah ujian yang akan menaikkan daya tahan kita dan kemampuan kita menghadapi masalah. Dan jangan lupa bahwa tantangan itu secara tidak kita sadari menambah kekuatan kita untuk maju melanjutkan perjuangan ini.

Setelah perjuangan fisik yang kita upayakan diatas, tinggal 1 hal lagi yang tidak boleh ditinggalkan, yaitu: Doa. Doa memberikan kita kekuatan tambahan untuk optimis melakukan perjuangan ini serta membantu kita untuk tegar menghadapi kesulitan-kesulitan yang menghadang. Doa juga menjadi penawar kegagalan yang mungkin kita alami setelah perjuangan panjang yang kita lakukan.

Marilah melamar dengan hati, bekerja dengan hati, berdo'a dengan hati, serta berhati-hati dalam menjaga hati.

Cheers

Idham B

Gambar diambil dari sini

Comments

Popular posts from this blog

Legalisir Ijazah di DIKTI, Kemenkumham, dan Kemenlu

Menapaki Sulawesi

Anakku menangis dan menjerit setiap malam