The day when my father went away
Pagi itu sekitar jam 04.00 dini hari, aku diberitahu oleh kakek sebuah berita duka tentang kepergian ayahku. “Nak, pulanglah! Ayah telah pergi” kata kakek diujung telepon sana. Aku yang sedang menyantap hidangan sahur, tiba-tiba saja tidak bisa berkata apa-apa. Selera makanku menjadi hilang begitu saja. Sementara itu, bayangan ayah saat itu seakan-akan beterbangan disekelilingku dengan berbagai gaya dan momentum sesuai dengan memori yang pernah kubuat dengannya. “Inna lillahi wainna ilaihji roji’un” Pagi itu pun juga, bersama istriku, aku langsung sibuk mencari tiket pesawat untuk pulang dan segera menghadiri pemakaman ayah walaupun sepertinya tidak mungkin. Karena meskipun perjalanan Jogja-Jakarta hanya ditempuh dengan 55 menit saja, tapi sisa perjalanan yang harus ditempuh untuk sampai ke tempatku sekitar 3-4 jam lagi, itupun jika kondisinya lancar tanpa menemui hambatan seperti macet dan sebagainya. Sehingga bagaimanapun juga, hanya itulah cara tercepat yang dapat kuambil. Selain i