Mimpiku dan Mimpi Adikku

31 Desember 2012
Kutuliskan nama-nama adikku dalam secarik kertas dan kubentangkan di depan menara Eifel. ‘strengthen your dream to get here’ (bulatkan mimpimu untuk sampai kesini), begitu kalimat yang kutulis setelah nama-nama adikku.

Hal ini aku lakukan dengan dasar mimpi. Mimpi agar adik-adikku juga dapat menginjakkan kakinya di dataran Eropa ini, Eifel menjadi simbol penting yang mewakili negara-negara Eropa karena paling populer diantara ikon negara-negara Eropa lainnya. Khususnya karena Eifel telah dipopulerkan lebih awal oleh perfilm-an Indonesia dengan judul ‘Eifel, I am in love’.
Mimpi itu kemudian tidak hanya menjadi mimpiku semata. Adik-adikku menjadi terpacu untuk juga bermimpi menggapai Eropa. Berbagai kesempatan beasiswa penuh dan beasiswa parsial Ia coba dengan bekerja keras. Informasi-informasi peluangpun tidak luput dari pengawasannya, mulai dari milis beasiswa, blog atau website yang menyajikan informasi serupa serta informasi dari kawan lama maupun seseorang yang baru Ia jumpai. Ia berjuang keras.
Bagi sebagian orang, bepergian ke luar negeri sudah menjadi hal yang biasa, tetapi tidak bagi kami. Bepergian ke luar negeri merupakan kesempatan yang tidak datang setiap tahun. Terlebih karena biaya yang tidak sedikit, sehingga beasiswa (baik yang penuh maupun yang parsial) menjadi satu-satunya jalan untuk mengantarkan kita mengunjungi negeri lain, terlebih lagi Eropa.
22 Agustus 2014
Jika memang semuanya itu berawal dari mimpi, maka adikku ini juga ikut membuktikannya. Dari rentetan usaha dan doa yang Ia lakukan untuk mengejar mimpinya, pada hari ini, tanggal 22 Agustus 2014, Ia berhasil meninggalkan tanah air untuk yang pertama kalinya. Pertama kalinya Ia melihat peradaban baru, yang kata orang peradaban maju, yaitu ‘Eropa’.

Bukan saja pertama kalinya ke luar negeri, tetapi banyak hal yang Ia baru merasakan semua itu untuk yang pertama kalinya. Pertama kalinya Ia menikmati perjalanan panjang, penerbangan internasional yang tentu berbeda dengan penerbangan domestik. Pertama kalinya Ia diantarkan ke Bandara internasional Soekarno Hatta, bukan yang mengantarkan. Dan tentunya banyak pertama kali yang lain yang Ia dapatkan selama perjalanannya di Eropa.
Dua tahun yang lalu, mimpi itu kuhembuskan dalam diriku dan dirinya. Mimpi itu terus tumbuh dan berkembang sekaligus menyemangati upayanya untuk mewujudkannya. Dua tahun mimpi itu hidup sampai akhirnya terlaksana dengan sangat manis. Ingin kusampaikan kepada adikku melalui tulisan ini bahwa bukan hanya dirimu yang meraskan kebahagiaan mereguk kesuksesan ini, tetapi aku, Ibu dan semua yang turut berdo’a dan mengiringi perjalananmu sejak awal. We are proud of you (kami bangga kepadamu).
But this is just the beginning (Tetapi ini hanyalah permulaan). Ini akan menjadi pijakan berharga untuk melanjutkan mimpi-mimpimu yang baru. Hanya dengan mimpi dan harapan kita akan terus hidup dengan bersemangat. Manfaatkan ‘akselarasi pembelajaran’ yang baru saja engkau dapatkan ini. Jalan panjang dan cerah terbentang di depanmu. Lanjutkan perjalanan manis ini. Jangan kau anggap hujan dan badai sebagai penghalang usahamu untuk terus berjalan, tetapi jadikan mereka sebagai pembanding cuaca cerah dan segar. Tanpa kesusahan, kita tidak akan pernah tahu sebarapa nikmat kemudahan yang kita dapatkan; tanpa rasa pahit, kita tidak akan pernah tahu seberapa nikmat rasa manis itu.
Ayo kembali bermimpi!

Comments

Popular posts from this blog

Legalisir Ijazah di DIKTI, Kemenkumham, dan Kemenlu

Menapaki Sulawesi

Anakku menangis dan menjerit setiap malam