Tiket Kepulangan Beasiswa DIKTI

A steward poses at the economy class section of an A380 aircraft during a hand-over ceremony in Hamburg

Emirates | CLICK THE PICTURE TO GET ITS SOURCE

 Aku merasa beruntung karena dapat menyeleseikan kuliahku lebih cepat tiga bulan dari rencana awal. Sebelumnya aku merencanakan kelulusanku di akhir bulan September dan mengagendakan kepulanganku di awal bulan Oktober 2014, tapi ternyata aku berhasil menyeleseikannya di awal bulan Juli 2014 dan sebenarnya dapat mengagendakan kepulangan secepatnya.

Namun demikian, aku sudah kadung membeli tiket jalan-jalan ke Eropa untuk bulan Agustus ke Paris, Belgia dan Belanda jauh-jauh hari untuk mendapatkan tiket promo alias murah meriah. Maka dengan terpaksa, aku harus menunda kepulanganku lebih lama lagi, paling tidak setelah jalan-jalan ke Eropa di bulan Agustus itu.

Negara-negara itu sebenarnya sudah pernah aku kunjungi sebelumnya, tetapi karena istriku Citra belum pernah mengunjungi negara-negara tersebut, maka perjalanan ini memang sengaja aku persembahkan untuknya. Mumpung di Eropa katanya, terlebih lagi kata orang belum ke Eropa kalau belum ke Paris. Maka okelah, kita akan cari cara untuk ‘membunuh’ waktu selama kita menunggu jadwal jalan-jalan tersebut.

Aku sudah coba mengubah jadwal tiket itu sebelumnya, tetapi tidak berhasil. Harganya menjadi dua kali lipat jika aku bersikeras untuk mengubahnya karena maskapai yang aku pilih termasuk maskapai ‘low cost carrier’ yang harganya relatif murah seperti lion air versi Eropanya. Biaya-biaya mahal justru bermunculan untuk hal-hal yang tidak prinsip misalnya lupa ngeprint tiket bisa kena denda 70 EURO (yang itu jelas lebih mahal dari harga tiketnya sendiri). So, jadilah kita tidak berlebaran di tanah air.

Pada sisi yang lain, aku juga sebenarnya diuntungkan untuk mendapatkan tiket murah untuk istriku jika dipesan jauh-jauh hari. Tiketku sendiri akan ditanggung oleh DIKTI (pemberi beasiswaku), sehingga mahal ataupun tidak, tidak menjadi persoalan. Dulu ketika Citra datang, aku harus merogoh kocek sebesar 850 EURO untuk penerbangan sekali jalan. Memang mahal. Tapi aku tidak punya pilihan. Proses aplikasi visa yang tidak pasti, menjadikan aku tidak bisa berani membeli tiket sebelum visa benar-benar ditangan. Dan akhirnya tiket dibeli mepet dengan jadwal keberangkatan karena aplikasi visa yang memakan waktu yang tidak sebentar.

Sekarang, dengan jeda waktu 1 bulan setengah, aku bisa mendapatkan tiket untuk Citra dengan harga yang jauh lebih murah dari sebelumnya dengan maskapai dan penerbangan yang sama – Emirates, sekitar 500 EURO. Alhamdulillah, sangat terbantukan dan bagian dari hikmah penundaan kepulanganku ke tanah air. Sebenarnya kita selalu punya cara untuk bersyukur dari sesuatu yang tidak kita sukai sekalipun. Dan rasanya tentu menjadi nikmat bagi kita sendiri.

Tiket one way Emirates untuk Citra tidak langsung aku bayar atau confirmed sebelum aku dapat memastikan bahwa aku bisa mendapatkan tiket dengan maskapai dan penerbangan yang sama dari agen yang ditunjuk DIKTI (Galaxy Holiday).

Aku tidak langsung berhasil mendapatkan tiket dari agen yang ditunjuk DIKTI karena katanya, tiket belum bisa dicetak (dibayar) diatas satu bulan. Saya juga tidak tahu alasan dibalik kebijakan tersebut, padahal semakin lama kita membeli tiket maka semakin murah harga tiket tersebut. Tapi tidak mengapa, akupun menghormati kebijakan tersebut, barangkali itu bagian dari kesepakatan antara DIKTI dan Galaxy Holiday. Tiket Booking untuk Citra pun sempat dua kali aku perpanjang, tapi belum berani aku bayar sebelum aku sendiri mendapatkan tiketku.

Awal Agustus akupun kembali menanyakannya ke Galaxy Holiday, dan alhamdulillah tanggal 4 Agustus tiketku sudah di confirmed. Maka saat itu juga aku bayar tiket untuk istriku dan langsung memilih tempat duduk agar dapat bersamaan di pesawat. Sayang dong suami-istri naik pesawat dengan rute internasional tapi beda tempat duduk gara-gara pesan tiketnya tidak bersamaan.

Selain agar aku dapat pulang bersama Citra, sebenarnya aku juga mempunyai rencana lain, yaitu bertemu dengan saudaraku, Irhas B. Dia berkesempatan untuk mengikuti ‘summer school’ di Belanda. Dan dengan maskapai yang sama yang juga transit disana dengan jadwal yang beririsan, maka kita akan dapat bertemu meskipun sebentar.

Sebenarnya aku sangat ingin bertemu dan berfoto bersama dengan adikku di luar negeri, tetapi jadwal yang tidak pas membuat itu tidak bisa dilakukan. Akhirnya, dengan tanpa mengeluarkan dana tambahan, kita mensiasatinya dengan bertemu di Dubai selama masa transit. Memang selalu saja ada jalan yang dapat kita ambil atas apa yang kita inginkan.

Well, begitu dulu sharingnya kali ini. Aku jelas sudah tidak sabar untuk kembali menyantap nasi padang. Semoga perjalananku, Citra dan Irhas dapat berjalan dengan lancar, amiin.


Comments

Popular posts from this blog

Legalisir Ijazah di DIKTI, Kemenkumham, dan Kemenlu

Menapaki Sulawesi

Anakku menangis dan menjerit setiap malam