Majid dari Western Sahara

 Siang hari yang terik, aku tetap datang ke acara perpisahan salah satu temanku dari Amerika Serikat, Kevin Brennemen. Meskipun masih berpuasa, aku tetap merasa harus datang karena acara perpisahan ini sangat berharga bagiku, khususnya Kevin telah menjadi salah satu sahabat terbaikku selama berada di Spanyol. Meskipun aku berpuasa, aku juga tetap urun membawa makanan sebagai tradisi kami disini ketika mengadakan acara (apapun itu), masing-masing dari kami membawa makanan untuk dibagikan dan dimakan bersama-sama. Kali ini, aku memasakkan rendang telur kesukaan teman-temanku yang vegetarian alias tidak suka memakan daging.

Memang tidak disengaja acara itu diadakan di siang hari dan dalam masa Ramadhan. Acara itu sudah direncanakan jauh-jauh hari dan aku lupa melihat kalender hijriyah, sehingga akupun merasa tidak enak jika harus memintanya mengganti jam acara perpisahan. Datanglah aku di siang yang terik dengan jumlah jam berpuasa yang amat panjang sekitar 17 jam ke acara perpisahan itu.

Karena tidak bisa ikut makan-makan atau ngemil selama acara, maka hanya agenda mengobrol yang bisa kulakukan selama acara. Waktu itu, aku duduk bersama Lenny Smurph yang juga salah satu pengajar di universitasku, Kevin dan Celia. Meskipun sebagai dosen kami, Lenny memang berbeda dengan kebanyakan dosen-dosen lainnya yang suka bergabung dengan anak didiknya layaknya teman sepantaran yang tanpa batas berinteraksi dengan kami, lengkap dengan guyonan yang seringkali tidak seperti guyonan antara dosen dan mahasiswa. Namun itulah yang membuat kami senang dan merasa sangat dekat dengannya.

 Siang itu, Lenny bercerita tentang mantan pacarnya yang juga teman satu kelas waktu itu di jurusan studi perdamaian. Majid, nama pacar Lenny ini berasal dari Western Sahara yang harus berpisah dari adik kandungnya sendiri selama 30 tahun lamanya. Kakak beradik ini terpisah karena perang yang melanda Western Sahara dengan negara-negara di sekelilingnya, yaitu Maroko, Aljazair dan Mauritania. Lenny sangat sedih ketika menceritakan kisah yang mengharukan itu lagi, kisah yang selalu membuatnya menangis ketika mengingat kekasih hatinya harus kehilangan kontak dengan saudara kandungnya bahkan sampai sekarang.

Kisah sedih Lenny akan kekasihnya, ternyata tidak hanya sampai disana. Karena ternyata, pekerjaan Majid sekarang sebagai perwakilan negara Western Sahara di tempat pengungsian warga Western Sahara membuat mereka akhirnya harus mengakhiri hubungan mereka. Lenny yang sedari awal ingin hidup menetap di satu tempat, entah di Amerika Serikat atau di Spanyol tidak bisa dipenuhi oleh Majid yang karena pekerjaannya, Ia harus berpindah-pindah tempat tinggal dari satu tempat ke tempat lain. Dari satu pengungsian ke pengungsian yang lain. Meskipun Lenny tahu bahwa Majid adalah orang nomor tiga kepercayaan presiden Western Sahara, tapi justru itu kemudian Majid tidak akan bisa segeramembangun rumah tangga yang utuh yang itu jauh dari kamus yang dibangun Lenny dari awal.

Tidak ingin berlama-lama dalam nostalgia kesedihannya, Lenny kemudian menceritakan sejarah Western Sahara dengan singkat. Kata Lenny, Western Sahara adalah negara yang statusnya masih diperseterukan antara kelompok orang-orang lokal atau disebut Sahrawi, kerajaan Maroko, Aljazair dan Mauritania. Negara-negara ini umumnya memperebutkan kepentingan nasionalnya masing-masing untuk keuntungan sumber daya alam berupa tempat berkumpulnya ikan yang sangat kaya dan cadangan minyak yang menjanjikan.

CLICK THE PICTURE TO GET ITS SOURCE

Sebelumnya, Western Sahara merupakan bagian dari jajahan Spanyol yang berakhir ketika Diktator Franco meninggal dunia pada tahun 1975. Ketika Spanyol meninggalkan Western Sahara, Maroko datang menggantikan posisi Spanyol di Maroko sebagai pihak yang berkuasa di Western Sahara. Tidak tinggal diam dengan adanya pendudukan Maroko atas Western Sahara, orang-orang Western Sahara sendiri mempunyai organisasi yang ingin membangun negaranya sendiri dengan independen. Organisasi yang disebut dengan Polisario Front ini memperjuangkan sebuah negara mandiri yang mereka sebut dengan Sahrawi Arab Democratic Republic.

Obrolan serius kami harus diakhiri karena acara perpisahan Kevin hanya akan menjadi perkuliahan di kelas jika obrolan serius ini diteruskan. Obrolan kami kemudian berpindah ke topik lain. Kami banyak bertanya kepada Kevin yang dalam beberapa hari lagi akan meninggalkan Spanyol. Kevin sebenarnya sangat senang tinggal di Spanyol dan dengan amat berat hati meninggalkan negara ini. Selamat jalan, Kevin. Sampai ketemu lagi dilain kesempatan.

Comments

Popular posts from this blog

Legalisir Ijazah di DIKTI, Kemenkumham, dan Kemenlu

Menapaki Sulawesi

Anakku menangis dan menjerit setiap malam